Cerita Kecil Dalam Sebuah Perjalanan...
“Angka dalam kelahiranku ialah
sebuah hal yang dibenci ramalan suku maya. Semua memprediksi sebuah bencana
akan tercipta dihari ini. Namun aku berkata lain. Angka pada hariku ialah
sebuah waktu dimana aku menimang umur disetiap tahunnya. Semua hal yang
menjadikan kita terkurung. Keramahan yang terbungkus kemunafikan. Sebuah bunga
yang kudapat ialah kamuflase pisau yang sewaktu-waktu bisa membunuhku kapan saja.
Suara tajam berbagai teman ialah bukan hal tabu dan menjadikanku biasa. Andaikan
Tuhan menciptakan dua buah kaki ajaib agar aku lekas melangkah jauh
meninggalkan waktu ini. Aku tak khayalnya menjadi seorang yang berjalan diatas
debu panas disekeliling. Atau untuk menjadi seorang yang menghadapi kesepian
seorang diri. Tempat dimanaku lahir ialah sebuah harapan. Dimana persinggahan
tubuh ini tak menerima dengan baik. Aku ialah seekor merpati kecil yang terbang
seorang diri. Berlari mengubur masa lalu yang membuatku menguap. Terbang
kemanapun aku berlabuh dibawah pengawasan tajam kedua merpati sebelumku
dibelakang sayap. Atau mungkin tak lebih dari anak kangguru yang hanya punyai
satu kamar pelabuhan. Kantung perut seorang ibu. Satu hal yang membuat jiwa ini
terus tegar menyampaikan harapannya lewat doa, yakni iming-iming kerinduan akan
senyum keabadian. Hingga mungkin kami meneteskan akhir cerita air mata, entah
sampai kapan semua ini lekas bergegas...”
///Devi Cahya Permata///
Tidak ada komentar:
Posting Komentar